STRUKTUR
ATAP
DISUSUN
OLEH :
CHELSEA
ROMAIDA PANJAITAN (5163311004)
KELAS
: III D - S1
PROGRAM STUDI
S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
FAKULTAS
TEKNIK
UNIVERSITAS
NEGERI MEDAN
T.A.
2017/2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan
kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah ini dengan baik.
Saya berharap semoga
melalui Makalah ini dapat memberikan informasi yang dapat dijadikan sebagai
sumber untuk membantu mahasiswa dalam mempelajarinya.
Menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu
saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak guna
menyempurnakan Makalah ini. Sekiranya Makalah yang telah
disusun ini dapat berguna bagi saya maupun orang yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila ada
kesalahan kata – kata yang kurang berkenan di dalam Makalah ini saya ucapkan terima kasih.
Medan, November
2017
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Atap merupakan bagian
dari struktur bangunan yng berfungsi sebagai penutup/pelindung bangunan dari
panas terik matahari dan hujan sehingga memberikan kenyamanan bagi penggunan
bangunan.
Pemilihan atap hendaknya memperhatikan iklim setempat, tampak atap yang
dikehendaki, biaya yang tersedia dan bahan-bahannya dengan mudah didapat di
mana bangunan itu didirikan. Tidak bisa dipungkiri, atap mempunyai peranan
penting sebagai satu kesatuan struktur pada bangunan.
Konstruksi atap yang
baik memungkinkan terjadinya sirkulasi udara dengan baik. Sudah sewajarnya
setiap rumah dilengkapi dengan atap. Atap rumah merupakan bagian dari bangunan
yang befungsi sebagai penutup atau pelindung bangunan dari panas terik matahari
dan hujan, sehingga memberikan kenyamanan bagi pengguna bangunan.
Struktur atap pada
umumnya terdiri dari tiga bagian utama yaitu : struktur penutup atap, gording
dan rangka kuda-kuda. Penutup atap akan didukung oleh struktur rangka atap,
yang terdiri dari kuda-kuda, gording, usuk dan reng. Beban-beban atap akan
diteruskan ke dalam fondasi melalui kolom dan atau balok.
1.2.
RUMUSAN MASALAH
1.
Apa yang dimaksud dengan
atap ?
2.
Bagaimana pembagian struktur
atap ?
3.
Bagimana bentuk model atap ?
4.
Bagaimana jenis – jenis
material penutup atap ?
5.
Bagaimana struktur atap kayu
?
6.
Bagimana rangka atap baja
ringan ?
7.
Apa saja kelebihan dan
kelemahan rangka atap baja ringan ?
1.3.
TUJUAN
1.
Untuk mengetahui pengertian
dari atap.
2.
Untuk mengetahui pembagian
struktur atap.
3.
Untuk mengetahui bentuk
model atap.
4.
Untuk mengetahui jenis –
jenis material penutup atap.
5.
Untuk mengetahui struktur
atap kayu.
6.
Untuk mengetahui rangka atap
baja ringan.
7.
Untuk mengetahui kelebihan
dan kelemahan rangka atap baja ringan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
PENGERTIAN
ATAP
Atap adalah bagian dari suatu bangunan yang berfungsi
sebagai penutup seluruh ruangan yang ada di bawahnya terhadap pengaruh panas,
debu, hujan, angin atau untuk keperluan perlindungan.
Bentuk atap berpengaruh terhadap keindahan suatu
bangunan dan pemilihan tipe atap hendaknya disesuaikan dengan iklim setempat,
tampak yang dikehendaki oleh arsitek, biaya yang tersedia, dan material yang
mudah didapat. Untuk konstruksi atau struktur, pada umumnya, atap
terdiri dari tiga bagian utama yaitu struktur penutup atap, gording dan rangka
kuda-kuda. Penutup atap akan didukung oleh struktur rangka atap, yang terdiri
dari kuda-kuda, gording, usuk dan reng. Beban-beban atap akan diteruskan ke
dalam fondasi melalui kolom dan atau balok.
Struktur atap pada umumnya juga dibuat dengan mengikuti atau menyesuaikan
dengan denah atau bentuk keseluruhan bangunan (desain atap rumah). Jika rumah
terdiri atas dua lantai, struktur atap dibuat mengikuti denah atau layout rumah
pada lantai dua.
2.2.PEMBAGIAN STRUKTUR ATAP
A.
Komponen Penyusun Atap
Tiga komponen penyusun
atap:
1.
Struktur atap (rangka atap dan penopang
rangka atap)
Merupakan bagian yang
sangat vital karena untuk menaham beban-beban dari atap. Ada dua bagian
struktur atap ini, yakni rangka atap dan penopang rangka atap. Ini merupakan
dasar dari bagian atap rumah. Karena fungsinya untuk menahan beban dari penutup
atap, maka dalam menyusunnya harus menggunakan perhitungan yang tepat. Dan
dalam keseharian kita, kerangka atap ini memiliki bagian-bagian yang sering
disebut dengan reng, gording, usuk dan lain-lain.
Secara umum dikenal 4 jenis struktur atap yaitu:
1.
Struktur dinding (sopi-sopi) rangka kayu
2.
Kuda-kuda dan rangka kayu
3.
Struktur baja konvensional
4.
Struktur baja ringan
Atap dan bagian-bagiannya :
1.
Jurai dalam
Jurai dalam ialah bagian yang tajam pada atap,berjalan
dari garis tiris atap sampai bubungan,dan terdapat pada pertemuan dua bidang
atap pada sudut bangunan kedalam.
2.
Jurai luar
Jurai luar,ialah bagian yang tajam pada atap,berjalan
dari garis tiris atap sampai bubungan,terdapat pada pertemuan dua bidang atap
pada sudut bangunan ke luar.
3.
Bubungan (nok)
Merupakan sisi atap yang teratas,selalu dalam keadaan
datar dan umumnya menentukan arah bangunan.
4.
Gording
Balok atap sebagai pengikat yang menghubungkan antar
kuda-kuda. Gording juga menjadi dudukan untuk kasau dan balok jurai dalam.
5.
Kasau
Komponen atap yang terletak diatas gording dan menjadi
dudukan untuk reng.
6.
Reng
Komponen atap yang memiliki profil paling kecil dalam
bentuk dan ukurannya. Posisinya melintang diatas kasau. Reng berfungsi sebagai
penahan penutup atap (genteng dan lain-lain). Fungsi lainnya adalah sebagai
pengatur jarak tiap genteng agar rapi dan lebih “terikat”. Jarak antar reng
tergantung pada ukuran genteng yang akan dipakai. Semakin besar dimensi
genteng,semakin sedikit reng sehingga biaya pun lebih hemat.
2.
Penutup atap (genteng,polikarbonat).
Penutup merupakan bagian yang menutupi
atap secara keseluruhan sehingga terciptalah ambang atas yang membatasi kita
dari alam luar. Ada berbagai pilihan penutup atap dengan pilihan bentuk dan
sifat yang berbeda. Dua faktor utama yang harus dipertimbangkan dalam
pemilihannya adalah faktor keringanan material agar tidak terlalu membebani
struktur bangunan dan faktor keawetan terhadap cuaca (angin,panas,hujan).
Faktor lain adalah kecocokan/keindahan terhadap desain rumah. Ukuran dan desain
dari penutup atap juga memberi pengaruh pada struktur,misalnya konstruksi
kuda-kuda,ukuran reng,dan sudut kemiringan.
3.
Pelengkap atap (talang horizontal/vertikal
dan lisplang).
Elemen pelengkap pada atap selain berfungsi struktural juga estetis.
- Talang
Saluran air pada atap yang berfungsi mengarahkan air
agar jatuh ketanah disebut talang. Talang dipasang mendatar mengikuti tiris
atap kemudian dialirkan ke bawah melalui pipa vertikal.
- Lisplang
Dari segi konstruksi, lisplang menciptakan bentukan
rigid (kokoh, tidak berubah) dari susunan kasau. Pada pemasangan rangka penahan
atap, batang-batang kasau hanya ditahan oleh paku dan ada kemungkinan posisinya
bergeser. Disinilah lisplang berfungsi untuk mengunci susunan kasau tersebut
agar tetap berada pada tempatnya. Dari segi estetika, lisplang berfungsi
menutupi kasau yang berjajar dibawah susunan genteng/bahan penutup atap lain.
Maka tampilan atap pada bagian tepi akan terlihat rapi oleh kehadiran lisplang.
B. Perancangan Atap Yang Baik Menurut Iklim
Atap dapat dikatakan berkualitas jika strukturnya kuat/kokoh dan
awet/tahan lama. Faktor iklim menjadi bahan pertimbangan penting dalam
merancang bentuk dan konstruksi atap/bangunan. Keberadaan atap pada rumah
sangat penting mengingat fungsinya seperti payung yang melindungi sisi rumah
dari gangguan cuaca (panas, hujan dan angin). Oleh karena itu, sebuah atap
harus benar – benar kokoh/kuat dan kekuatannya tergantung pada struktur
pendukung atap. Mengacu pada kondisi iklim perancangan atap yang baik
ditentukan oleh 3 faktor, yakni jenis material, bentuk, ukuran, dan teknik
pengerjaan.
1.
Jenis Material
Struktur Dan Penutup Atap
Penentuan
material tergantung pada selera penghuni, namun harus tetap memerhatikan
prinsip dasar sebuah struktur yaitu harus kuat, presisi, sukup ringan, dan
tidak over design. Atap yang kuat harus mampu menahan besarnya beban yang
bekerja pada elemen struktur atap.
Ada 3 jenis
beban yang bekerja pada atap yaitu :
·
Beban berat sendiri (bahan rangka, penopang
rangka, dan penutup rangka).
·
Beban angin tekan dan angin hisap.
·
Beban bergerak lain (berat manusia saat
pemasangan dan pemeliharaan). Pemilihan bahan tertentu harus diikuti oleh
pengetahuan yang lengkap akan karakteristik setiap bahan.
2.
Bentuk &
Ukuran
Dibandingkan
hujan dan panas, angin merupakan faktor yang paling diperhitungkan demi
menjamin atap yang kuat. Beberapa masalah akibat angin kencang antara lain,
penutup atap yang terbang, gording terlepas, kuda – kuda terangkat, dan kolom
kayu bergeser atau terangkat. Atap yang baik adalah yang dapat menerima beban
angin yang sama dari segala arah (idealnya adalah bentuk atap bulat). Bentuk
ini sangat berpengaruh pada besarnya tekanan angin yang bekerja pada bangunan.
Semakin tinggi bangunan akan semakin besar tekanan angin. Tekanan angin bekerja
lebih ringan bila tinggi bangunan lebih kecil dari setengah lebar bangunan.
Kemiringan atap yang memberikan beban angin yang rendah adalah antara 10° –
30°. Untuk sudut yang lebih besar dari 30°, perlu kekuatan yang lebih baik dan
penutup yang sesuai.
3.
Teknik
Pengerjaan
Penutup
atap dari seng dan asbes gelombang harus diikat pada gording dengan paku paling
sedikit 6 paku tiap 1 m2. Penutup atap genteng harus diikat dengan kawat tiap 5
jalur genteng, sedangkan untuk genteng yang ada lubangnya dapat dipakukan ke
reng. Pengerjaan atap harus dibuat secermat mungkin sesuai dengan karakteristik
yang mengikuti setiap jenis bahan. Beberapa contoh persyaratan berikut ini
harus diikuti :
a.
Bentang maksimal
Setiap jenis material memiliki karakteristik tersendiri. Rangka atap baja
memiliki kemampuan bentang lebih panjang daripada material kayu, dapat
disambung dengan sambungan khusus dengan memerhatikan dimensi/ukuran batang dan
perilaku gaya pada batang yang akan disambung.
b.
Teknik Sambungan
Kekuatan sambungan antar elemen yang digunakan untuk rangka juga harus
diperhatikan. Misalnya, kayu yang mempunyai keterbatasan ukuran maka
penyambungan yang baik dan benar adalah kunci kekuatan atap.
c.
Pemasangan
Kerapihan pemasangan penutup atap (presisi), jika menggunakan genteng, maka
jarak reng harus sesuai spesifikasi dan rekomendasi dari produsen. Beberapa
contoh pengerjaan atap yang tidak cermat sering terjadi pada jurai dalam, yaitu
terdapatnya sambungan tekuk kebagian dalam; susunan atap yang tidak berpresisi;
atau bidang atap yang bergelombang akibat dari pemasangan reng yang tidak rapi.
Semua ini mengakibatkan munculnya gangguan pada atap dan mempengaruhi kekuatan
atap.
d.
Keawetan
Material
Awet atau tidaknya atap dikaitkan dengan faktor lingkungan termasuk cuaca
dan organisme perusak yang dapat menyebabkan menurunnya kemampuan struktur.
Misalnya, serangan rayap terhadap kayu. Kayu yang diserang akan terlihat masih
utuh meski bagian dalamnya keropos. Maka, untuk menciptakan atap yang kuat perlu
dilakukan teknik perlindungan terhadap material bangunan. Contohnya, sebelum
digunakan kayu harus diberi treatment yang dapat meningkatkan daya tahan kayu.
Bahan dari metal biasanya diberi coating atau lapisan khusus yang melindungi
material dari korosi atau karat.
C. Bentuk Atap Berdasarkan Kemiringan
1. Atap Datar (kemiringan 0°- 4°)
·
Sederhana dari segi pembuatan dan
penampakkannya.
·
Biaya per m2 lebih murah (pemakaian bahan
lebih hemat)
·
Ruangan cenderung panas karena umumnya
atap datar menggunakan bahan metal (mempunyai penyaluran panas yang rendah
sehingga panas matahari langsung dialirkan kedalam ruang);
·
Ada 2 jenis penutup,yaitu atap beton dan
atap metal. Atap beton lebih mahal tetapi penyaluran panasnya lebih
tinggi.
2.
Atap Miring(tinggi atap sama dengan /lebih
dari setengah lebar bangunan)
·
Konstruksi atap lebih rumit
·
Membutuhkan jumlah material yang lebih
banyak
·
Ruang di bawah lebih dingin karena adanya
rongga di dalamnya;
·
Pilihan bahan ada 2 yaitu tanah liat
(genteng) dan bahan pengganti seperti beton,bitumen,kayu keras (sirap),dan
lembaran baja tipis yang dibentuk seperti genteng.
·
Pilihan model atap:pelana,perisai,kerucut,kombinasi
beberapa tipe.
2.3. BENTUK MODEL ATAP
Bentuk atau model
konstruksi atap bermacam – macam sesuai dengan peradaban dan perkembangan
teknologi serta sesuai dengan segi arsitekturnya. Bentuk atap yang banyak
terdapat adalah :
1.
Atap
Datar
Model atap yang paling sederhana adalah atap berbentuk
datar atau rata. Atap datar biasanya digunakan untuk bangunan/ rumah
bertingkat, balkon yang bahannya bisa dibuat dari beton bertulang, untuk teras
bahannya dari asbes maupun seng yang tebal. Agar air hujan yang tertampung bisa
mengalir, maka atap dibuat miring ke salah satu sisi dengan kemiringan yang
cukup.
Modelnya bidang datar
memanjang horizontal biasanya dipakai untuk atap teras. Atau bahkan digunakan
untuk membuat taman di atas rumah. Atap bentuk ini paling susah perawatannya
terutama dalam masalah mendeteksi kebocoran. Yang perlu diperhatikan dalam
merencana atap ini adalah memperhitungkan ruang sirkulasi udara di bawahnya
supaya suhu ruangan tidak terlalu panas.
2.
Atap
Sandar
Model atap sengkuap biasa digunakan untuk
bangunan – bangunan tambahan misalnya; selasar atau emperan, namun sekarang
atap model ini juga dipakai untuk rumah - rumah modern. Beberapa arsitek
mengadopsi model atap ini kemudian menggabungkannya dengan atap model pelana.
3.
Atap Pelana
Atap pelana memiliki daya serap radiasi dan panas yang baik untuk
digunakan di daerah tropis. Atap pelana dapat digunakan untuk rumah bergaya
tradisional maupun modern. Selain sederhana dan cocok untuk berbagai jenis
rumah. Bidang atap teridiri dari dua sisi yang bertemu pada satu garis pertemuan
yang disebut bubungan.
4.
Atap Tenda
Model atap tenda dipasang pada bangunan yang
panjangnya sama dengan lebarnya, sehingga kemiringan bidang atap sama. Bentuk
atap tenda terdiri dari empat bidang atap yang bertemu disatu titik puncak,
pertemuan bidang atap yang miring adalah dibubungan miring yang disebut
jurai.
5.
Atap Limas (perisai)
Atap berbentuk limas
terdiri dari empat bidang atap, dua bidang bertemu pada satu garis bubungan
jurai dan dua bidang bertemu pada garis bubungan atas atau pada nook. Jika
dilhat terdapat dua bidang berbentuk trapesium dan dua dua bidang berbentuk
segitiga. Bentuk atap
ini penyempurnaan dari bentuk atap pelana, yang terdiri atas dua bidang atap
miring yang berbentuk trapezium. Dua bidang atapnya berbentuk segi tiga dengan
kemiringan yang biasanya sama.
6.
Bentuk Atap Kombinasi
Pelana+Perisai.
Bentuk atap ini adalah kombinasi atau gabungan dari
atap jenis pelana dan perisai (limasan). Ada yang juga menyebut jenis atap ini
sebagai atap tenda patah atau atap joglo.
7.
Atap Mansard
Disebut atap mansard, di
bawah yang dilengkapi dengan ruang tamu.Bentuk atap mansard mungkin berbeda,
tapi paling sering membekali loteng di bawah atap pelana.Solusi yang paling
rasional yang dapat memaksimalkan ruang yang dapat digunakan loteng, atap
mansard dengan kemiringan garis patah. Bentuk atap model ini seolah – olah terdiri dari
dua atap yang terlihat bersusun atau bertingkat. Atap mansard jarang digunakan
untuk bangunan rumah di daerah kita, karena sebetulnya atap ini dibangun oleh
pemerintah belanda saat menjajah di negara kita.
8.
Atap Menara
Bentuk atap
menara sama dengan atap tenda, bedanya atap menara puncaknya lebih tinggi
sehingga kelihatan lebih lancip. Atap ini banyak kita jumpai pada bangunan –
bangunan gereja, atap menara masjid dan lain – lain.
9.
Atap Piramida
Model atap ini terdiri lebih dari empat bidang yang
sama bentuknya. Bentuk denah bangunan dapat segi 5, segi 6, aegi 8 dan
seterusnya.
10.
Atap Minangkabau
Atap minangkabau seolah – olah berbentuk tanduk pada
tepi kanan dan kiri. Bentuk atap ini banyak kita jumpai di Sumatra.
11.
Atap Joglo
Model atap joglo hampir sama dengan atap limas
tersusun sehingga atpnya seperti bertingkat. Atap ini banyak dibangun di daerah
Jawa Tengah dan Jawa Barat.
12.
Atap Setengah Bola
(Kubah)
Model
atap berbentuk melengkung setengah bola. Atap ini banyak digunakan untuk
bangunan masjid dan gereja.
13.
Atap Gergaji
Model atap gergaji ini terdiri dari dua bidang atap
yang tidak sama lerengnya. Model atap gergaji bisa digunakan untuk bangunan
pabrik, gudang atau bengkel.
2.4. JENIS-JENIS MATERIAL PENUTUP ATAP
Setiap jenis material
penutup atap punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Anda bisa
memilihnya dengan mempertimbangkan penampilan, kepraktisan, bentuk, dan rencana
desain. Ada beberapa jenis material atap yang saat ini banyak digunakan, yaitu
sebagai berikut.
1.
Atap Sirap
Penutup atap yang
terbuat dari kepingan tipis kayu ulin (eusideroxylon zwageri) ini ketahanannya
tergantung keadaan lingkungan, kualitas kayu yang digunakan, dan besarnya sudut
atap. Penutup atap jenis ini bisa bertahan hingga 25 tahun atau lebih.
Bentuknya yang unik cocok untuk rumah-rumah bergaya pedesaan yang menyatu
dengan alam.
2.
Atap Genteng Tanah Liat Tradisional
Material ini banyak
dipergunakan untuk rumah. Gentang terbuat dari tanah liat yang dicetak dan
dibakar. Kekuatannya cukup baik. Untuk memasang genteng tanah liat membutuhkan
rangka. Genteng dipasang pada atap miring. Genteng menerapkan sistem pemasangan
inter-locking atau saling mengunci dan mengikat.
Seiring waktu, warna dan
penampilan genteng akan berubah. Pada permukaannya biasanya akan tumbuh jamur.
Bagi sebagian orang dengan gaya rumah tertentu mungkin ini bisa membuat
tampilan tampak lebih alami, namun sebagian besar orang tidak menyukai tampilan
ini.
3.
Atap Genteng Keramik
Material genteng ini berbahan
dasar tanah liat. Namun genteng ini telah mengalami proses finishing, jadi
permukaannya sudah diglasur. Lapisan ini dapat diberi warna yang beragam untuk
melindungi genteng dari lumut. Ketahanannya sekitar 20–50 tahun. Aplikasinya
sangat cocok untuk hunian modern di perkotaan
1.
Atap Genteng Beton
Bentuk dan ukurannya
hampir sama dengan genteng tanah tradisional, hanya saja bahan dasarnya adalah
campuran semen PC dan pasir kasar. Bagian luarnya diberi lapisan tipis yang
berfungsi sebagai pewarna dan lapisan kedap air. Sebenarnya atap ini bisa
bertahan lama, tetapi lapisan pelindungnya hanya akan bertahan antara 30 hingga
40 tahun.
2.
Atap Seng
Atap ini terbuat dari
lembaran baja tipis yang diberi lapisan seng secara elektrolisis yang tujuannya
untuk membuatnya jadi tahan karat. Jadi, kata 'seng' berasal dari bahan
pelapisnya. Jenis ini akan bertahan selama lapisan seng ini belum hilang. Jika
sudah lewat masa itu, atap akan mulai berkarat dan bocor.
3.
Atap Dak Beton
Atap ini biasanya
merupakan atap datar yang terbuat dari kombinasi besi dan beton. Penerapannya
biasanya pada rumah-rumah modern minimalis dan kontemporer. Karena
konstruksinya kuat, atap ini dapat digunakan sebagai tempat beraktivitas,
misalnya untuk menjemur pakaian dan bercocok tanam dengan pot.
Kebocoran pada atap dak
beton sering sekali terjadi. Oleh karena itu perlu dilakukan pengawasan pada
bagian cor-nya dan pada saat memasang lapisan waterproof pada bagian atasnya.
4.
Atap Genteng Metal
Atap ini berbentuk
material lembaran, mirip seng. Genteng ini ditanam pada balok gording rangka
atap dengan menggunakan sekrup. Pemasangannya tidak jauh berbeda dengan genteng
tanah liat. Ukurannya lebih besar dari genteng tanah liat, yakni sekitar 60–120
cm, dengan ketebalan 0,3 mm.
5.
Genteng Aspal
Material genteng yang
satu ini bersifat transparan, terbuat dari campuran lembaran bitumen (turunan
aspal) dan bahan kimia lain. Ada dua model yang tersedia di pasaran. Pertama,
model datar bertumpu pada multipleks yang menempel pada rangka, dan jenis yang
kedua, model bergelombang yang pemasangannya cukup disekrup pada balok gording.
Atap ini biasanya
dipilih dan dipasang untuk memberi penerangan alami dalam rumah pada siang
hari. Biasanya dipasang pada bagian rumah yang tidak mendapatkan cahaya
langsung dari jendela, atau sebagai aksen yang melengkapi desain sebuah rumah.
Bentuknya pun bermacam macam, ada yang berbentuk lembaran kaca atau genteng
kaca sesuai kebutuhan.
6.
Atap Polikarbonat
Atap ini berbentuk
lembaran besar yang dapat dipasang tanpa sambungan. Keunggulan polikarbonat
adalah pada kualitas materialnya dan ketahanannya terhadap radiasi matahari.
Atap jenis ini biasanya dipakai pada kanopi atau atap tambahan. Atap
polikarbonat dapat dipasang dengan mudah dan cepat, namun harganya memang lebih
mahal dari atap lainnya.
7.
PVC (Polyvinyl Chloride)
Banyak digunakan dan
posisinya antara fiberglass dan polycarbonate, yaitu lebih tahan lama dibanding
fiberglass, tetapi lebih murah dari polycarbonate.
8.
Aluminium
Umumnya yang banyak
dipakai adalah produk Pryda atau Lovera yang memiliki kemudahan serta
fleksibilitas karena dapat dibuka dan ditutup dengan mudah. Hanya, harganya
relatif tinggi dibandingkan penutup lainnya.
9.
Beton Bertulang
Atap beton bertulang
banyak digunakan pada gedung-gedung bertingkat tinggi, dan pada rumah tinggal
yang didesain untuk dapat ditingkat dalam waktu yang akan datang atau biasa
disebut dengan model rumah mengambang atau rumah tumbuh.
2.2. STRUKTUR ATAP KAYU
1. Konstruksi Atap Kayu
Konstruksi kayu ini terdiri dari:
a.
Kuda-kuda
Konstruksi kuda-kuda ialah suatu susunan rangka batang
yang berfungsi untuk mendukung beban atap termasuk juga beratnya sendiri dan
sekaligus dapat memberikan bentuk pada atapnya. Kuda-kuda
merupakan penyangga utama pada struktur atap. Struktur ini termasuk dalam
klasifikasi struktur framework (truss). Umumnya kuda-kuda terbuat dari kayu,
bambu, baja, dan beton bertulang.
Kuda-kuda terdiri dari kuda penopang (kayu-kayu
diagonal bagian pinggir) yang menyalurkan gaya tekan, balok dasar pada
kuda-kuda (kayu horizontal di bagian bawah) yang berfungsi sebagai penahan gaya
tarik, serta tiang tengah (kayu vertikal) yang mendukung balok bubungan dan
menerima gaya tekan.
Prinsip dasar kuda-kuda kayu adalah menyalurkan gaya
yang bekerja padanya kepada kolom atau dinding bangunan rumah. Bentuk kuda-kuda
yang segitiga bertangkup merupakan bentuk yang sangat stabil atau tidak mudah
berubah bentuk.
Dalam menentukan kemiringan atap berkaitan dengan konstruksi
atap kasau, masing-masing pasangan kasau dan balok kuda-kuda (batang tarik)
membentuk suatu segitiga. Makin besar sudut kemiringan atap, makin mudah beban
atap disalurkan. Oleh karena itu, sudut kemiringan atap tersebut sebaiknya
tidak kurang dari 30 derajat.
a.
Gording, usuk dan Reng
Gording merupakan balok atap sebagai
pengikat yang menghubungkan antar kuda-kuda. Gording juga menjadi dudukan untuk
kasau dan balok jurai dalam. Gording membagi bentangan atap dalam jarak-jarak
yang lebih kecil pada proyeksi horisontal. Gording meneruskan beban dari
penutup atap, reng, usuk, orang, beban angin, beban air hujan pada titik-titik
buhul kuda-kuda.
Usuk dan Reng dibutuhkan bila atap menggunakan
genteng. Bila atap menggunakan penutup seng atau asbes, maka tidak perlu
menggunakan usuk dan reng, langsung saja asbes atau seng diletakkan diatas
gording.
2. Bagian-Bagian Dari Atap
Bubungan
ialah sisi atap yang teratas. Selalu dalam kedudukan datar kebanyakan juga
menentukan arah bangunan. Tiris atap atau bagian atap terbawah, menentukan sisi
atap yang datar.Garis penahan atap, pada tambahan kasau miring atau pada atap
Mansard, garis pertemuan antara dua bidang atap yang berbeda kemiringannya.
Harus sejajar dengan garis atap tiris atap. Jadi juga datar.
Jurai luar, ialah bagian yang tajam pada atap,
berjalan dari garis tipis atap sampai bubungan, pada pertemuan dua bidang atap
sudut bangunan ke luar.
Jurai dalam, ialah bagian yang tajam pada atap, juga
berjalan dari garis tipis atap sampai bubungan, pada pertemuan dua bidang atap
pada sudut bangunan ke dalam. Titik pertemuan jurai dan bubungan, tempat
bertemunya tiga bidang atap atau lebih.
Bubungan penghubung miring, garis jurai pada
bidang-bidang atap yang bertemu. Terjadi pada bangunan, yang tinggi bubungannya
berbeda letaknya. Menghubungkan dua titik pertemuan jurai dan bubungan.
Gording membagi
bentangan atap dalam
jarak-jarak yang lebih kecil pada proyeksi horisontal.
Gording meneruskan beban dari penutup atap, reng, usuk, orang, beban angin, beban
air hujan pada titik-titik buhul kuda-kuda. Gording berada di atas kuda-kuda,
biasanya tegak lurus dengan arah kuda-kuda. Gording menjadi tempat ikatan bagi
usuk, dan posisi gording harus disesuaikan dengan panjang
usuk yang tersedia.Gording harus berada di atas titik
buhul kuda-kuda, sehingga bentuk kuda-kuda sebaiknya disesuaikan dengan panjang
usuk yang tersedia.
Bahan- bahan untuk Gording, terbuat dari kayu, baja
profil canal atau profil WF. Pada gording dari baja, gording satu dengan
lainnya akan dihubungkan dengan sagrod untuk memperkuat dan
mencegah dari terjadinya pergerakan. Posisi sagrod diletakkan sedemikian rupa
sehingga mengurangi momen maksimal yang terjadi pada gording
Gording kayu biasanya memiliki dimensi : panjang
maksimal 4 m, tinggi 12 cm dan lebar 8 cm s.d. 10 cm. Jarak antar gording kayu
sekitar 1,5 s.d. 2,5 m. Gording dari
baja profil canal (Iight
lip channel) umumnya akan mempunyi dimensi;
panjang satu batang sekitar 6 atau 12 meter, tinggi antara 10 s.d. 12 cm dan
tebal sekitar 2,5 mm. Profil WF akan memiliki panjang 6 s.d. 12 meter, dengan
tinggi sekitar 10 s.d. 12 cm dan tebal sekitar 0,5 cm.
Sagrod adalah batang besi bulat terbuat
dari tulangan polos dengan kedua ujungnya memiliki ulir dan baut sehingga posisi
bisa digeser (diperpanjang/diperpendek).
Usuk berfungsi menerima beban dari penutup atap dan
reng dan meneruskannya ke gording. Usuk terbuat dari kayu dengan
ukuran 5/7 cm dan panjang maksimal 4 m. Usuk dipasang dengan jarak 40 s.d. 50
cm antara satu dengan lainnya pada arah tegak lurus gording. Usuk akan
terhubung dengan gording dengan menggunakan paku. Pada kondisi tertentu usuk
harus dibor dahulu sebelum dipaku untuk menghindari pecah pada ujung-ujung
usuk.
Reng berupa batang kayu
berukuran 2/3 cm atau 3/5 cm dengan panjang sekitar 3
m.Reng menjadi tumpuan langsung penutup atap dan meneruskannya ke usuk/kaso.
Pada atap dengan penutup dari asbes, seng atau sirap reng tidak
digunakan. Reng akan digunakan pada atap dengan penutup dari genteng. Reng akan
dipasang pada arah tegak lurus usuk
dengan jarak menyesuaikan
dengan panjang dari penutup atapnya
(genteng).
Penutup atap adalah elemen paling luar dari struktur
atap. Penutup atap harus mempunyai sifat kedap air, bisa mencegah terjadinya
rembesan air selama kejadian hujan. Sifat tidak rembes ini diuji dengan
pengujian serapan air dan rembesan. Struktur penutup atap merupakan struktur
yang langsung berhubungan dengan beban-beban kerja
(cuaca) sehingga harus dipilih dari bahan-bahan yang kedap air,
tahan terhadap perubahan cuaca. Struktur penutup
yang sering digunakan antara lain; genteng, asbes, kayu (sirap), seng,
polycarbonat, plat beton, dan lain-lain.
3.
Atap Sebagai Komponen Bangunan Fungsi
Konstruksi Atap
Arti dan fungsi
konstruksi atap ialah sdbagai pelindung manusia terhadap cuaca. Dinding dapat
ditinggikan. Tetapi tidak mungkin menghapuskan atap, kenapa kita kehilangan
tujuan suatu bangunan. Sebuah bangunan dibagi-bagi oleh atap menjadi rumah,
menjadi bagian rumah, menjadi volume yang jelas, menjadi kesatuan yang dapat
diidentifikasi. Atap memiliki fungsi yaitu sebagai berikut:
·
Melindungi bangunan dari sinar panas
matahari atau pun cuaca.
·
Mencegah masuknya debu atau air hujan
sekaligus sebagai penyejuk udara secara alamiah
·
Menyediakan tempat teduh, segar, dan
nyaman.
·
Perlindungan bagi penghuninya.
Atap miring berfungsi utama sebagai penerus air hujan,
oleh karena itu kemiringan atap ini tergantung jenis penutup atap yang dipakai.
Seng danpenutup atap lembaran lainnya dapat digunakan dengan kemiringan yang
rendah karena tidak khawatir terjadinya air meluap balik. Sedangkan penutup
atap jenis kecil sepertigenteng dan sirap mempunyai kemiringan yang tinggi
untuk mengalirkan air hujan. Bentuk atap miring ini terdiri dari beberapa macam
antara lain pelana, limas ataupun tajuk. Bentuk-bentuk ini dapat dikombinasikan
sehinga membentuk bentukan yang unik. Pemilihan bentuk juga harus dikaitkan
dengan sistem lain termasuk penghawaan dan pencayaan bangunan.
2.6. RANGKA ATAP BAJA RINGAN
Pemakaian Rangka Atap
Baja Ringan untuk atap rumah sebagai pengganti kayu saat ini semakin
popular.Secara tinjaun mekanika teknik, rangka atap baja ringan adalah suatu
struktur yang tidak bisa dirancang dan dibangun asal asalan tanpa hitungan dan
desain teknis tertentu. Kegagalan struktur kemungkinan akan terjadi bila desain
dan perhitungan teknis diabaikan.
·
Sistem rangka atap baja ringan.
Konsep rangka merupakan satu unit kesatuan sistem terintegrasi secara
struktural. Sehingga dibutuhkan hitungan atau desain yang secara mekanika
teknis mampu mampu mengakomodir kebutuhan sistem tersebut. Rangka baja atap
ringan ini terbuat dari bahan dasar baja yang dilapisi oleh seng atau
aluminium. Property mekanika teknis idealnya tidak kurang dari 550 Mpa.
· Bahan pelapis yang digunakan untuk Rangka Baja Atap Ringan, yakni Zinc
(seng) dan aluminium.
Pelapis aluminium mempunyai sifat tahan karat yang lebih bagus dibanding
pelapis seng, dimana pelapisan dengan seng oleh masyarakat umum sering disebut
galvanis. Bahan pelapis baja galvanis harus jauh lebih tebal untuk menyamai
ketahanan karat yang sama terhadap bahan pelapis Aluminium. Mutu pelapis
aluminium mempunyai ketahanan karat 4x lebih lama bila dibandingkan dengan
pelapis seng untuk ketebalan yang sama.
·
Tidak semua rangka baja atap ringan dipasaran telah mempunyai sistem atau
spesifikasi dan uji lab.
·
Properti atau sifat mekanika teknis Rangka Atap baja ringan
Rangka baja ringan sangat tipis kurang dari 1mm bila dibandingkan dengan
baja biasa, tujuannya untuk memudahkan dalam perakitan dan konstruksi, tetapi
properti kekuatan tariknya cukup tinggi 550 Mpa.
Struktur Rangka atap baja ringan terdiri dari kuda-kuda, reng, sekrup dan
jurai dalam untuk mencegah tampias. Dimana kuda kuda merupakan struktur utama
dalam konstruksi atap baja ringan. Untuk mendapatkan kuda-kuda yang kokoh,
cermati lebar bentangan dan besar beban yang akan diterima,demikian pula dengan
derajat kemiringan atap. Dimana besar beban terdiri dari beban rangka sendiri,
beban genting yang digunakan, dan beban angin. Ketebalan material baja ringan
untuk kuda-kuda dan web berkisar 0,7-1 mm. Sementara untuk reng sekitar 0,4-0,7
mm.
2.7. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN
Kelebihan Rangka Atap Baja Ringan :
1.
Tidak perlu di cat lagi.
2.
Bahan bangunan yang ringan sehingga tidak
memberatkan struktur.
3.
Tidak terkena serangan rayap, hal ini
berbeda dengan kayu yang punya resiko keropos dimakan rayap.
4.
Mutu materialnya tidak berubah-ubah, tidak
melapuk karena usia lanjut.
5.
Proses pemasanganya cepat.
6.
Tahan terhadap karat.
7.
Lebih hemat biaya
Kekurangan Rangka Atap Baja Ringan
1.
Pemilihan material memerlukan perhitungan
struktur yang teliti dan kuat, karena jika ada yang salah maka atap bisa roboh
total.
2.
Tergolong sebagai material rangka atap
yang cukup mahal dibanding jenis lainya, namun keberadaan kayu yang semakin
langka telah membuat baja ringan menjadi lebih murah untuk digunakan.
3.
Tidak bisa asal membuat rangka atap, perlu
gambar kerja yang benar sehingga atap bisa dibangun dan berfungsi dengan baik.
4.
Dari segi tampilan arsitektur terlihat
kurang bagus jika tidak didesain sedemikian rupa, oleh karena itu diperlukan
plafond penutup agar langit-langit terlihat bagus.
5.
Tidak terjual bebas di toko bahan
bangunan, jadi harus memesan langsung pada supplier rangka atap baja ringan
yang biasanya menawarkan harga perencanaan
6.
Membutuhkan tukang tertentu yang ahli.
BAB III
PENUTUP
1.1.
KESIMPULAN
Atap
merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam
pembuatan bangunan. Selain berfungsi sebagai penutup ruangan, atap juga
dapat memperindahrumah penghuninya. Pemilihan bentuk dan pemasangan atap yang
kurang baik berisikoterjadinya kebocoran sehingga penghuni bangunan tersebut
akan merasa tidak nyaman.Memang hal ini dapat diperbaiki, tetapi diperlukan
biaya dan energi cukup banyak. Biaya tersebut bukan hanya untuk perbaikan atau
tetapi juga biaya keamanan benda-benda atau barang-barang yang ada di
bawahnya atau di dalam rumah.
Struktur atap pada umumnya juga dibuat
dengan mengikuti atau menyesuaikan dengan denah atau bentuk keseluruhan
bangunan (desain atap rumah). Jika rumah terdiri atas dua lantai, struktur atap
dibuat mengikuti denah atau layout rumah pada lantai dua.
1.2.
SARAN
Sebelum
membangun sebuah gedung khususnya atap harus direncanakan sedetailmungkin, agar
atap yang digunakan dalam sebuah gedung tersebut berkualitas baik.Pemilihan
atap hendaknya memperhatikan iklim setempat, tampak atap yang dikehendaki,
biaya yang tersedia dan bahan-bahannya dengan mudah di dapat
dimana bangunan itu didirikan.
DAFTAR PUSTAKA
http://tsikh.blogspot.co.id/2017/03/makalah-atap.html
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:09JrVfUw8SIJ:ahluldesigners.blogspot.com/2012/05/struktur-atap.html&num=1&hl=ms&gl=id&strip=1&vwsrc=0
http://www.jualgentengjepara.com/3-komponen-penyusun-atap-rumah/
http://histeel.co.id/blog/perancangan-atap-yang-baik-menurut-iklim
http://builddailys.com/id/pages/1637533
http://ilmugambarbangunan.blogspot.co.id/2013/02/konstruksi-atap.html
http://digilib.polban.ac.id/files/disk1/69/jbptppolban-gdl-yulliantyn-3415-1-konstruk-g.pdf
http://www.jasasipil.com/2014/11/Kelebihan-dan-Kekurangan-Rangka-Atap-Baja-Ringan.html
Untuk lebih jelasnya silahkan disimak video STUKTUR ATAP dibawah ini :