SpongeBob SquarePants

Sabtu, 04 November 2017

STRUKTUR ATAP


STRUKTUR ATAP

DISUSUN OLEH :
CHELSEA ROMAIDA PANJAITAN (5163311004)
KELAS : III D - S1



PROGRAM  STUDI  S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
T.A. 2017/2018



KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah ini dengan baik.
Saya berharap semoga melalui Makalah ini dapat memberikan informasi yang dapat dijadikan sebagai sumber untuk membantu mahasiswa dalam mempelajarinya.
Menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak guna menyempurnakan Makalah ini. Sekiranya Makalah  yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya maupun orang yang membacanya.  Sebelumnya saya mohon maaf apabila ada kesalahan kata – kata yang kurang berkenan di dalam Makalah ini saya ucapkan terima kasih.



                                                Medan,  November  2017

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.       LATAR BELAKANG
Atap merupakan bagian dari struktur bangunan yng berfungsi sebagai penutup/pelindung bangunan dari panas terik matahari dan hujan sehingga memberikan kenyamanan bagi penggunan bangunan. 
Pemilihan atap hendaknya memperhatikan iklim setempat, tampak atap yang dikehendaki, biaya yang tersedia dan bahan-bahannya dengan mudah didapat di mana bangunan itu didirikan. Tidak bisa dipungkiri, atap mempunyai peranan penting sebagai satu kesatuan struktur pada bangunan.
Konstruksi atap yang baik memungkinkan terjadinya sirkulasi udara dengan baik. Sudah sewajarnya setiap rumah dilengkapi dengan atap. Atap rumah merupakan bagian dari bangunan yang befungsi sebagai penutup atau pelindung bangunan dari panas terik matahari dan hujan, sehingga memberikan kenyamanan bagi pengguna bangunan.
Struktur atap pada umumnya terdiri dari tiga bagian utama yaitu : struktur penutup atap, gording dan rangka kuda-kuda. Penutup atap akan didukung oleh struktur rangka atap, yang terdiri dari kuda-kuda, gording, usuk dan reng. Beban-beban atap akan diteruskan ke dalam fondasi melalui kolom dan atau balok.
1.2.       RUMUSAN MASALAH
1.      Apa yang dimaksud dengan atap ?
2.      Bagaimana pembagian struktur atap ?
3.      Bagimana bentuk model atap ?
4.      Bagaimana jenis – jenis material penutup atap ?
5.      Bagaimana struktur atap kayu ?
6.      Bagimana rangka atap baja ringan ?
7.      Apa saja kelebihan dan kelemahan rangka atap baja ringan ?

1.3.       TUJUAN
1.      Untuk mengetahui pengertian dari atap.
2.      Untuk mengetahui pembagian struktur atap.
3.      Untuk mengetahui bentuk model atap.
4.      Untuk mengetahui jenis – jenis material penutup atap.
5.      Untuk mengetahui struktur atap kayu.
6.      Untuk mengetahui rangka atap baja ringan.
7.      Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan rangka atap baja ringan.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1.       PENGERTIAN ATAP
Atap adalah bagian dari suatu bangunan yang berfungsi sebagai penutup seluruh ruangan yang ada di bawahnya terhadap pengaruh panas, debu, hujan, angin atau untuk keperluan perlindungan.
Bentuk atap berpengaruh terhadap keindahan suatu bangunan dan pemilihan tipe atap hendaknya disesuaikan dengan iklim setempat, tampak yang dikehendaki oleh arsitek, biaya yang tersedia, dan material yang mudah didapat. Untuk konstruksi atau struktur, pada umumnya, atap terdiri dari tiga bagian utama yaitu struktur penutup atap, gording dan rangka kuda-kuda. Penutup atap akan didukung oleh struktur rangka atap, yang terdiri dari kuda-kuda, gording, usuk dan reng. Beban-beban atap akan diteruskan ke dalam fondasi melalui kolom dan atau balok.
Struktur atap pada umumnya juga dibuat dengan mengikuti atau menyesuaikan dengan denah atau bentuk keseluruhan bangunan (desain atap rumah). Jika rumah terdiri atas dua lantai, struktur atap dibuat mengikuti denah atau layout rumah pada lantai dua.
2.2.PEMBAGIAN STRUKTUR ATAP
A.    Komponen Penyusun Atap
Tiga komponen penyusun atap:
1.         Struktur atap (rangka atap dan penopang rangka atap)
Merupakan bagian yang sangat vital karena untuk menaham beban-beban dari atap. Ada dua bagian struktur atap ini, yakni rangka atap dan penopang rangka atap. Ini merupakan dasar dari bagian atap rumah. Karena fungsinya untuk menahan beban dari penutup atap, maka dalam menyusunnya harus menggunakan perhitungan yang tepat. Dan dalam keseharian kita, kerangka atap ini memiliki bagian-bagian yang sering disebut dengan reng, gording, usuk dan lain-lain.
Secara umum dikenal 4 jenis struktur atap yaitu:
1.       Struktur dinding (sopi-sopi) rangka kayu
2.       Kuda-kuda dan rangka kayu
3.       Struktur baja konvensional
4.       Struktur baja ringan
Atap dan bagian-bagiannya :
1.        Jurai dalam
Jurai dalam ialah bagian yang tajam pada atap,berjalan dari garis tiris atap sampai bubungan,dan terdapat pada pertemuan dua bidang atap pada sudut bangunan kedalam.
2.        Jurai luar
Jurai luar,ialah bagian yang tajam pada atap,berjalan dari garis tiris atap sampai bubungan,terdapat pada pertemuan dua bidang atap pada sudut bangunan ke luar.
3.        Bubungan (nok)
Merupakan sisi atap yang teratas,selalu dalam keadaan datar dan umumnya menentukan arah bangunan.
4.        Gording
Balok atap sebagai pengikat yang menghubungkan antar kuda-kuda. Gording juga menjadi dudukan untuk kasau dan balok jurai dalam.
5.      Kasau
Komponen atap yang terletak diatas gording dan menjadi dudukan untuk reng.
6.      Reng
Komponen atap yang memiliki profil paling kecil dalam bentuk dan ukurannya. Posisinya melintang diatas kasau. Reng berfungsi sebagai penahan penutup atap (genteng dan lain-lain). Fungsi lainnya adalah sebagai pengatur jarak tiap genteng agar rapi dan lebih “terikat”. Jarak antar reng tergantung pada ukuran genteng yang akan dipakai. Semakin besar dimensi genteng,semakin sedikit reng sehingga biaya pun lebih hemat.
2.    Penutup atap (genteng,polikarbonat).
Penutup merupakan bagian yang menutupi atap secara keseluruhan sehingga terciptalah ambang atas yang membatasi kita dari alam luar. Ada berbagai pilihan penutup atap dengan pilihan bentuk dan sifat yang berbeda. Dua faktor utama yang harus dipertimbangkan dalam pemilihannya adalah faktor keringanan material agar tidak terlalu membebani struktur bangunan dan faktor keawetan terhadap cuaca (angin,panas,hujan). Faktor lain adalah kecocokan/keindahan terhadap desain rumah. Ukuran dan desain dari penutup atap juga memberi pengaruh pada struktur,misalnya konstruksi kuda-kuda,ukuran reng,dan sudut kemiringan.
3.    Pelengkap atap (talang horizontal/vertikal dan lisplang).
Elemen pelengkap pada atap selain berfungsi struktural juga estetis.
    1. Talang
Saluran air pada atap yang berfungsi mengarahkan air agar jatuh ketanah disebut talang. Talang dipasang mendatar mengikuti tiris atap kemudian dialirkan ke bawah melalui pipa vertikal.
    1. Lisplang
Dari segi konstruksi, lisplang menciptakan bentukan rigid (kokoh, tidak berubah) dari susunan kasau. Pada pemasangan rangka penahan atap, batang-batang kasau hanya ditahan oleh paku dan ada kemungkinan posisinya bergeser. Disinilah lisplang berfungsi untuk mengunci susunan kasau tersebut agar tetap berada pada tempatnya. Dari segi estetika, lisplang berfungsi menutupi kasau yang berjajar dibawah susunan genteng/bahan penutup atap lain. Maka tampilan atap pada bagian tepi akan terlihat rapi oleh kehadiran lisplang.
B.     Perancangan Atap Yang Baik Menurut Iklim
Atap dapat dikatakan berkualitas jika strukturnya kuat/kokoh dan awet/tahan lama. Faktor iklim menjadi bahan pertimbangan penting dalam merancang bentuk dan konstruksi atap/bangunan. Keberadaan atap pada rumah sangat penting mengingat fungsinya seperti payung yang melindungi sisi rumah dari gangguan cuaca (panas, hujan dan angin). Oleh karena itu, sebuah atap harus benar – benar kokoh/kuat dan kekuatannya tergantung pada struktur pendukung atap. Mengacu pada kondisi iklim perancangan atap yang baik ditentukan oleh 3 faktor, yakni jenis material, bentuk, ukuran, dan teknik pengerjaan.
1.         Jenis Material Struktur Dan Penutup Atap
       Penentuan material tergantung pada selera penghuni, namun harus tetap memerhatikan prinsip dasar sebuah struktur yaitu harus kuat, presisi, sukup ringan, dan tidak over design. Atap yang kuat harus mampu menahan besarnya beban yang bekerja pada elemen struktur atap.
Ada 3 jenis beban yang bekerja pada atap yaitu :
·         Beban berat sendiri (bahan rangka, penopang rangka, dan penutup rangka).
·         Beban angin tekan dan angin hisap.
·         Beban bergerak lain (berat manusia saat pemasangan dan pemeliharaan). Pemilihan bahan tertentu harus diikuti oleh pengetahuan yang lengkap akan karakteristik setiap bahan.
2.         Bentuk & Ukuran
       Dibandingkan hujan dan panas, angin merupakan faktor yang paling diperhitungkan demi menjamin atap yang kuat. Beberapa masalah akibat angin kencang antara lain, penutup atap yang terbang, gording terlepas, kuda – kuda terangkat, dan kolom kayu bergeser atau terangkat. Atap yang baik adalah yang dapat menerima beban angin yang sama dari segala arah (idealnya adalah bentuk atap bulat). Bentuk ini sangat berpengaruh pada besarnya tekanan angin yang bekerja pada bangunan. Semakin tinggi bangunan akan semakin besar tekanan angin. Tekanan angin bekerja lebih ringan bila tinggi bangunan lebih kecil dari setengah lebar bangunan. Kemiringan atap yang memberikan beban angin yang rendah adalah antara 10° – 30°. Untuk sudut yang lebih besar dari 30°, perlu kekuatan yang lebih baik dan penutup yang sesuai.
3.         Teknik Pengerjaan
       Penutup atap dari seng dan asbes gelombang harus diikat pada gording dengan paku paling sedikit 6 paku tiap 1 m2. Penutup atap genteng harus diikat dengan kawat tiap 5 jalur genteng, sedangkan untuk genteng yang ada lubangnya dapat dipakukan ke reng. Pengerjaan atap harus dibuat secermat mungkin sesuai dengan karakteristik yang mengikuti setiap jenis bahan. Beberapa contoh persyaratan berikut ini harus diikuti :
a.         Bentang maksimal
Setiap jenis material memiliki karakteristik tersendiri. Rangka atap baja memiliki kemampuan bentang lebih panjang daripada material kayu, dapat disambung dengan sambungan khusus dengan memerhatikan dimensi/ukuran batang dan perilaku gaya pada batang yang akan disambung.
b.         Teknik Sambungan
Kekuatan sambungan antar elemen yang digunakan untuk rangka juga harus diperhatikan. Misalnya, kayu yang mempunyai keterbatasan ukuran maka penyambungan yang baik dan benar adalah kunci kekuatan atap.
c.         Pemasangan
Kerapihan pemasangan penutup atap (presisi), jika menggunakan genteng, maka jarak reng harus sesuai spesifikasi dan rekomendasi dari produsen. Beberapa contoh pengerjaan atap yang tidak cermat sering terjadi pada jurai dalam, yaitu terdapatnya sambungan tekuk kebagian dalam; susunan atap yang tidak berpresisi; atau bidang atap yang bergelombang akibat dari pemasangan reng yang tidak rapi. Semua ini mengakibatkan munculnya gangguan pada atap dan mempengaruhi kekuatan atap.
d.        Keawetan Material
Awet atau tidaknya atap dikaitkan dengan faktor lingkungan termasuk cuaca dan organisme perusak yang dapat menyebabkan menurunnya kemampuan struktur. Misalnya, serangan rayap terhadap kayu. Kayu yang diserang akan terlihat masih utuh meski bagian dalamnya keropos. Maka, untuk menciptakan atap yang kuat perlu dilakukan teknik perlindungan terhadap material bangunan. Contohnya, sebelum digunakan kayu harus diberi treatment yang dapat meningkatkan daya tahan kayu. Bahan dari metal biasanya diberi coating atau lapisan khusus yang melindungi material dari korosi atau karat.
C.   Bentuk Atap Berdasarkan Kemiringan
1.          Atap Datar (kemiringan 0°- 4°)
·       Sederhana dari segi pembuatan dan penampakkannya.
·       Biaya per m2 lebih murah (pemakaian bahan lebih hemat)
·       Ruangan cenderung panas karena umumnya atap datar menggunakan bahan metal (mempunyai penyaluran panas yang rendah sehingga panas matahari langsung dialirkan kedalam ruang);
·       Ada 2 jenis penutup,yaitu atap beton dan atap metal. Atap beton lebih mahal tetapi penyaluran panasnya lebih tinggi. 
2.        Atap Miring(tinggi atap sama dengan /lebih dari setengah lebar bangunan)
·                Konstruksi atap lebih rumit
·                Membutuhkan jumlah material yang lebih banyak
·                Ruang di bawah lebih dingin karena adanya rongga di dalamnya;
·                Pilihan bahan ada 2 yaitu tanah liat (genteng) dan bahan pengganti seperti beton,bitumen,kayu keras (sirap),dan lembaran baja tipis yang dibentuk seperti genteng.
·                Pilihan model atap:pelana,perisai,kerucut,kombinasi beberapa tipe.


 2.3.       BENTUK MODEL ATAP
Bentuk atau model konstruksi atap bermacam – macam sesuai dengan peradaban dan perkembangan teknologi serta sesuai dengan segi arsitekturnya. Bentuk atap yang banyak terdapat adalah :
1.       Atap Datar
















Model atap yang paling sederhana adalah atap berbentuk datar atau rata. Atap datar biasanya digunakan untuk bangunan/ rumah bertingkat, balkon yang bahannya bisa dibuat dari beton bertulang, untuk teras bahannya dari asbes maupun seng yang tebal. Agar air hujan yang tertampung bisa mengalir, maka atap dibuat miring ke salah satu sisi dengan kemiringan yang cukup.
Modelnya bidang datar memanjang horizontal biasanya dipakai untuk atap teras. Atau bahkan digunakan untuk membuat taman di atas rumah. Atap bentuk ini paling susah perawatannya terutama dalam masalah mendeteksi kebocoran. Yang perlu diperhatikan dalam merencana atap ini adalah memperhitungkan ruang sirkulasi udara di bawahnya supaya suhu ruangan tidak terlalu panas.

2.           Atap Sandar


Model atap sengkuap biasa digunakan untuk bangunan – bangunan tambahan misalnya; selasar atau emperan, namun sekarang atap model ini juga dipakai untuk rumah - rumah modern. Beberapa arsitek mengadopsi model atap ini kemudian menggabungkannya dengan atap model pelana.

3.           Atap Pelana
Atap pelana memiliki daya serap radiasi dan panas yang baik untuk digunakan di daerah tropis. Atap pelana dapat digunakan untuk rumah bergaya tradisional maupun modern. Selain sederhana dan cocok untuk berbagai jenis rumah. Bidang atap teridiri dari dua sisi yang bertemu pada satu garis pertemuan yang disebut bubungan. 

4.           Atap Tenda
Model atap tenda dipasang pada bangunan yang panjangnya sama dengan lebarnya, sehingga kemiringan bidang atap sama. Bentuk atap tenda terdiri dari empat bidang atap yang bertemu disatu titik puncak, pertemuan bidang atap yang miring adalah dibubungan miring yang disebut jurai. 




5.           Atap Limas (perisai)
Atap berbentuk limas terdiri dari empat bidang atap, dua bidang bertemu pada satu garis bubungan jurai dan dua bidang bertemu pada garis bubungan atas atau pada nook. Jika dilhat terdapat dua bidang berbentuk trapesium dan dua dua bidang berbentuk segitiga. Bentuk atap ini penyempurnaan dari bentuk atap pelana, yang terdiri atas dua bidang atap miring yang berbentuk trapezium. Dua bidang atapnya berbentuk segi tiga dengan kemiringan yang biasanya sama.


6.           Bentuk Atap Kombinasi Pelana+Perisai.
Bentuk atap ini adalah kombinasi atau gabungan dari atap jenis pelana dan perisai (limasan). Ada yang juga menyebut jenis atap ini sebagai atap tenda patah atau atap joglo.


7.             Atap Mansard
Disebut atap mansard, di bawah yang dilengkapi dengan ruang tamu.Bentuk atap mansard mungkin berbeda, tapi paling sering membekali loteng di bawah atap pelana.Solusi yang paling rasional yang dapat memaksimalkan ruang yang dapat digunakan loteng, atap mansard dengan kemiringan garis patah. Bentuk atap model ini seolah – olah terdiri dari dua atap yang terlihat bersusun atau bertingkat. Atap mansard jarang digunakan untuk bangunan rumah di daerah kita, karena sebetulnya atap ini dibangun oleh pemerintah belanda saat menjajah di negara kita.



8.             Atap Menara
Bentuk atap menara sama dengan atap tenda, bedanya atap menara puncaknya lebih tinggi sehingga kelihatan lebih lancip. Atap ini banyak kita jumpai pada bangunan – bangunan gereja, atap menara masjid dan lain – lain. 

9.             Atap Piramida
Model atap ini terdiri lebih dari empat bidang yang sama bentuknya. Bentuk denah bangunan dapat segi 5, segi 6, aegi 8 dan seterusnya.


10.                  Atap Minangkabau
Atap minangkabau seolah – olah berbentuk tanduk pada tepi kanan dan kiri. Bentuk atap ini banyak kita jumpai di Sumatra. 



11.             Atap Joglo
Model atap joglo hampir sama dengan atap limas tersusun sehingga atpnya seperti bertingkat. Atap ini banyak dibangun di daerah Jawa Tengah dan Jawa Barat. 


12.             Atap Setengah Bola (Kubah)
Model atap berbentuk melengkung setengah bola. Atap ini banyak digunakan untuk bangunan masjid dan gereja.



13.             Atap Gergaji
Model atap gergaji ini terdiri dari dua bidang atap yang tidak sama lerengnya. Model atap gergaji bisa digunakan untuk bangunan pabrik, gudang atau bengkel.




2.4.       JENIS-JENIS MATERIAL PENUTUP ATAP
Setiap jenis material penutup atap punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Anda bisa memilihnya dengan mempertimbangkan penampilan, kepraktisan, bentuk, dan rencana desain. Ada beberapa jenis material atap yang saat ini banyak digunakan, yaitu sebagai berikut.
1.             Atap Sirap
Penutup atap yang terbuat dari kepingan tipis kayu ulin (eusideroxylon zwageri) ini ketahanannya tergantung keadaan lingkungan, kualitas kayu yang digunakan, dan besarnya sudut atap. Penutup atap jenis ini bisa bertahan hingga 25 tahun atau lebih. Bentuknya yang unik cocok untuk rumah-rumah bergaya pedesaan yang menyatu dengan alam.
2.             Atap Genteng Tanah Liat Tradisional
Material ini banyak dipergunakan untuk rumah. Gentang terbuat dari tanah liat yang dicetak dan dibakar. Kekuatannya cukup baik. Untuk memasang genteng tanah liat membutuhkan rangka. Genteng dipasang pada atap miring. Genteng menerapkan sistem pemasangan inter-locking atau saling mengunci dan mengikat.
Seiring waktu, warna dan penampilan genteng akan berubah. Pada permukaannya biasanya akan tumbuh jamur. Bagi sebagian orang dengan gaya rumah tertentu mungkin ini bisa membuat tampilan tampak lebih alami, namun sebagian besar orang tidak menyukai tampilan ini.
3.             Atap Genteng Keramik
Material genteng ini berbahan dasar tanah liat. Namun genteng ini telah mengalami proses finishing, jadi permukaannya sudah diglasur. Lapisan ini dapat diberi warna yang beragam untuk melindungi genteng dari lumut. Ketahanannya sekitar 20–50 tahun. Aplikasinya sangat cocok untuk hunian modern di perkotaan
1.             Atap Genteng Beton
Bentuk dan ukurannya hampir sama dengan genteng tanah tradisional, hanya saja bahan dasarnya adalah campuran semen PC dan pasir kasar. Bagian luarnya diberi lapisan tipis yang berfungsi sebagai pewarna dan lapisan kedap air. Sebenarnya atap ini bisa bertahan lama, tetapi lapisan pelindungnya hanya akan bertahan antara 30 hingga 40 tahun.
2.             Atap Seng
Atap ini terbuat dari lembaran baja tipis yang diberi lapisan seng secara elektrolisis yang tujuannya untuk membuatnya jadi tahan karat. Jadi, kata 'seng' berasal dari bahan pelapisnya. Jenis ini akan bertahan selama lapisan seng ini belum hilang. Jika sudah lewat masa itu, atap akan mulai berkarat dan bocor.
3.             Atap Dak Beton
Atap ini biasanya merupakan atap datar yang terbuat dari kombinasi besi dan beton. Penerapannya biasanya pada rumah-rumah modern minimalis dan kontemporer. Karena konstruksinya kuat, atap ini dapat digunakan sebagai tempat beraktivitas, misalnya untuk menjemur pakaian dan bercocok tanam dengan pot.
Kebocoran pada atap dak beton sering sekali terjadi. Oleh karena itu perlu dilakukan pengawasan pada bagian cor-nya dan pada saat memasang lapisan waterproof pada bagian atasnya.
4.             Atap Genteng Metal
Atap ini berbentuk material lembaran, mirip seng. Genteng ini ditanam pada balok gording rangka atap dengan menggunakan sekrup. Pemasangannya tidak jauh berbeda dengan genteng tanah liat. Ukurannya lebih besar dari genteng tanah liat, yakni sekitar 60–120 cm, dengan ketebalan 0,3 mm.
5.             Genteng Aspal
Material genteng yang satu ini bersifat transparan, terbuat dari campuran lembaran bitumen (turunan aspal) dan bahan kimia lain. Ada dua model yang tersedia di pasaran. Pertama, model datar bertumpu pada multipleks yang menempel pada rangka, dan jenis yang kedua, model bergelombang yang pemasangannya cukup disekrup pada balok gording.
Atap ini biasanya dipilih dan dipasang untuk memberi penerangan alami dalam rumah pada siang hari. Biasanya dipasang pada bagian rumah yang tidak mendapatkan cahaya langsung dari jendela, atau sebagai aksen yang melengkapi desain sebuah rumah. Bentuknya pun bermacam macam, ada yang berbentuk lembaran kaca atau genteng kaca sesuai kebutuhan.
6.             Atap Polikarbonat
Atap ini berbentuk lembaran besar yang dapat dipasang tanpa sambungan. Keunggulan polikarbonat adalah pada kualitas materialnya dan ketahanannya terhadap radiasi matahari. Atap jenis ini biasanya dipakai pada kanopi atau atap tambahan. Atap polikarbonat dapat dipasang dengan mudah dan cepat, namun harganya memang lebih mahal dari atap lainnya.
7.             PVC (Polyvinyl Chloride)
Banyak digunakan dan posisinya antara fiberglass dan polycarbonate, yaitu lebih tahan lama dibanding fiberglass, tetapi lebih murah dari polycarbonate.
8.             Aluminium
Umumnya yang banyak dipakai adalah produk Pryda atau Lovera yang memiliki kemudahan serta fleksibilitas karena dapat dibuka dan ditutup dengan mudah. Hanya, harganya relatif tinggi dibandingkan penutup lainnya.
9.             Beton Bertulang
Atap beton bertulang banyak digunakan pada gedung-gedung bertingkat tinggi, dan pada rumah tinggal yang didesain untuk dapat ditingkat dalam waktu yang akan datang atau biasa disebut dengan model rumah mengambang atau rumah tumbuh.
2.2.       STRUKTUR ATAP KAYU
1.   Konstruksi Atap Kayu
Konstruksi kayu ini terdiri dari:
a.       Kuda-kuda
Konstruksi kuda-kuda ialah suatu susunan rangka batang yang berfungsi untuk mendukung beban atap termasuk juga beratnya sendiri dan sekaligus dapat memberikan bentuk pada atapnya. Kuda-kuda merupakan penyangga utama pada struktur atap. Struktur ini termasuk dalam klasifikasi struktur framework (truss). Umumnya kuda-kuda terbuat dari kayu, bambu, baja, dan beton bertulang.
Kuda-kuda terdiri dari kuda penopang (kayu-kayu diagonal bagian pinggir) yang menyalurkan gaya tekan, balok dasar pada kuda-kuda (kayu horizontal di bagian bawah) yang berfungsi sebagai penahan gaya tarik, serta tiang tengah (kayu vertikal) yang mendukung balok bubungan dan menerima gaya tekan.
Prinsip dasar kuda-kuda kayu adalah menyalurkan gaya yang bekerja padanya kepada kolom atau dinding bangunan rumah. Bentuk kuda-kuda yang segitiga bertangkup merupakan bentuk yang sangat stabil atau tidak mudah berubah bentuk.
Dalam menentukan kemiringan atap berkaitan dengan konstruksi atap kasau, masing-masing pasangan kasau dan balok kuda-kuda (batang tarik) membentuk suatu segitiga. Makin besar sudut kemiringan atap, makin mudah beban atap disalurkan. Oleh karena itu, sudut kemiringan atap tersebut sebaiknya tidak kurang dari 30 derajat.
a.       Gording, usuk dan Reng
Gording merupakan balok atap sebagai pengikat yang menghubungkan antar kuda-kuda. Gording juga menjadi dudukan untuk kasau dan balok jurai dalam. Gording membagi bentangan atap dalam jarak-jarak yang lebih kecil pada proyeksi horisontal. Gording meneruskan beban dari penutup atap, reng, usuk, orang, beban angin, beban air hujan pada titik-titik buhul kuda-kuda.
Usuk dan Reng dibutuhkan bila atap menggunakan genteng. Bila atap menggunakan penutup seng atau asbes, maka tidak perlu menggunakan usuk dan reng, langsung saja asbes atau seng diletakkan diatas gording.
2.    Bagian-Bagian Dari Atap
  Bubungan ialah sisi atap yang teratas. Selalu dalam kedudukan datar kebanyakan juga menentukan arah bangunan. Tiris atap atau bagian atap terbawah, menentukan sisi atap yang datar.Garis penahan atap, pada tambahan kasau miring atau pada atap Mansard, garis pertemuan antara dua bidang atap yang berbeda kemiringannya. Harus sejajar dengan garis atap tiris atap. Jadi juga datar.
Jurai luar, ialah bagian yang tajam pada atap, berjalan dari garis tipis atap sampai bubungan, pada pertemuan dua bidang atap sudut bangunan ke luar.
Jurai dalam, ialah bagian yang tajam pada atap, juga berjalan dari garis tipis atap sampai bubungan, pada pertemuan dua bidang atap pada sudut bangunan ke dalam. Titik pertemuan jurai dan bubungan, tempat bertemunya tiga bidang atap atau lebih.
Bubungan penghubung miring, garis jurai pada bidang-bidang atap yang bertemu. Terjadi pada bangunan, yang tinggi bubungannya berbeda letaknya. Menghubungkan dua titik pertemuan jurai dan bubungan.
Gording   membagi   bentangan   atap   dalam   jarak-jarak   yang   lebih kecil pada proyeksi horisontal. Gording meneruskan beban dari penutup atap, reng, usuk, orang, beban angin, beban air hujan pada titik-titik buhul kuda-kuda. Gording berada di atas kuda-kuda, biasanya tegak lurus dengan arah kuda-kuda. Gording menjadi tempat ikatan bagi usuk, dan posisi gording harus disesuaikan dengan panjang  usuk   yang   tersedia.Gording harus berada di atas titik buhul kuda-kuda, sehingga bentuk kuda-kuda sebaiknya disesuaikan dengan panjang usuk yang tersedia.
Bahan- bahan untuk Gording, terbuat dari kayu, baja profil canal atau profil WF. Pada gording dari baja, gording satu dengan lainnya akan dihubungkan dengan sagrod untuk  memperkuat dan   mencegah dari terjadinya pergerakan. Posisi sagrod diletakkan sedemikian rupa sehingga mengurangi momen maksimal yang terjadi pada gording
Gording kayu biasanya memiliki dimensi : panjang maksimal 4 m, tinggi 12 cm dan lebar 8 cm s.d. 10 cm. Jarak antar gording kayu sekitar 1,5 s.d. 2,5   m. Gording   dari   baja   profil   canal   (Iight   lip   channel)   umumnya   akan mempunyi dimensi; panjang satu batang sekitar 6 atau 12 meter, tinggi antara 10 s.d. 12 cm dan tebal sekitar 2,5 mm. Profil WF akan memiliki panjang 6 s.d. 12 meter, dengan tinggi sekitar 10 s.d. 12 cm dan tebal sekitar 0,5 cm.
Sagrod adalah batang besi bulat  terbuat  dari tulangan polos dengan kedua ujungnya memiliki ulir dan baut sehingga posisi bisa digeser (diperpanjang/diperpendek).
Usuk berfungsi menerima beban dari penutup atap dan reng dan meneruskannya ke gording.   Usuk terbuat dari kayu dengan ukuran 5/7 cm dan panjang maksimal 4 m. Usuk dipasang dengan jarak 40 s.d. 50 cm antara satu dengan lainnya pada arah tegak lurus gording. Usuk akan terhubung dengan gording dengan menggunakan paku. Pada kondisi tertentu usuk harus dibor dahulu sebelum dipaku untuk menghindari pecah pada ujung-ujung usuk.
Reng berupa batang kayu berukuran 2/3 cm atau 3/5 cm dengan panjang sekitar     3 m.Reng menjadi tumpuan langsung penutup atap dan meneruskannya ke usuk/kaso. Pada atap   dengan penutup dari asbes, seng atau sirap reng tidak digunakan. Reng akan digunakan pada atap dengan penutup dari genteng. Reng akan dipasang pada arah   tegak lurus   usuk   dengan   jarak   menyesuaikan   dengan   panjang   dari   penutup atapnya (genteng).
Penutup atap adalah elemen paling luar dari struktur atap. Penutup atap harus mempunyai sifat kedap air, bisa mencegah terjadinya rembesan air selama kejadian hujan. Sifat tidak rembes ini diuji dengan pengujian serapan air dan rembesan. Struktur penutup atap merupakan struktur yang langsung berhubungan dengan beban-beban   kerja   (cuaca) sehingga harus dipilih dari bahan-bahan yang kedap air,  tahan   terhadap    perubahan cuaca. Struktur penutup yang sering digunakan antara lain;  genteng, asbes, kayu (sirap), seng, polycarbonat, plat beton, dan lain-lain.
3.        Atap Sebagai Komponen Bangunan Fungsi Konstruksi Atap
       Arti dan fungsi konstruksi atap ialah sdbagai pelindung manusia terhadap cuaca. Dinding dapat ditinggikan. Tetapi tidak mungkin menghapuskan atap, kenapa kita kehilangan tujuan suatu bangunan. Sebuah bangunan dibagi-bagi oleh atap menjadi rumah, menjadi bagian rumah, menjadi volume yang jelas, menjadi kesatuan yang dapat diidentifikasi. Atap memiliki fungsi yaitu sebagai berikut:
·      Melindungi bangunan dari sinar panas matahari atau pun cuaca.
·      Mencegah masuknya debu atau air hujan sekaligus sebagai penyejuk udara secara alamiah
·      Menyediakan tempat teduh, segar, dan nyaman.
·      Perlindungan bagi penghuninya.
Atap miring berfungsi utama sebagai penerus air hujan, oleh karena itu kemiringan atap ini tergantung jenis penutup atap yang dipakai. Seng danpenutup atap lembaran lainnya dapat digunakan dengan kemiringan yang rendah karena tidak khawatir terjadinya air meluap balik. Sedangkan penutup atap jenis kecil sepertigenteng dan sirap mempunyai kemiringan yang tinggi untuk mengalirkan air hujan. Bentuk atap miring ini terdiri dari beberapa macam antara lain pelana, limas ataupun tajuk. Bentuk-bentuk ini dapat dikombinasikan sehinga membentuk bentukan yang unik. Pemilihan bentuk juga harus dikaitkan dengan sistem lain termasuk penghawaan dan pencayaan bangunan.
2.6.       RANGKA ATAP BAJA RINGAN
Pemakaian Rangka Atap Baja Ringan untuk atap rumah sebagai pengganti kayu saat ini semakin popular.Secara tinjaun mekanika teknik, rangka atap baja ringan adalah suatu struktur yang tidak bisa dirancang dan dibangun asal asalan tanpa hitungan dan desain teknis tertentu. Kegagalan struktur kemungkinan akan terjadi bila desain dan perhitungan teknis diabaikan.

·         Sistem rangka atap baja ringan.
Konsep rangka merupakan satu unit kesatuan sistem terintegrasi secara struktural. Sehingga dibutuhkan hitungan atau desain yang secara mekanika teknis mampu mampu mengakomodir kebutuhan sistem tersebut. Rangka baja atap ringan ini terbuat dari bahan dasar baja yang dilapisi oleh seng atau aluminium. Property mekanika teknis idealnya tidak kurang dari 550 Mpa.
·  Bahan pelapis yang digunakan untuk Rangka Baja Atap Ringan, yakni Zinc (seng) dan aluminium.
Pelapis aluminium mempunyai sifat tahan karat yang lebih bagus dibanding pelapis seng, dimana pelapisan dengan seng oleh masyarakat umum sering disebut galvanis. Bahan pelapis baja galvanis harus jauh lebih tebal untuk menyamai ketahanan karat yang sama terhadap bahan pelapis Aluminium. Mutu pelapis aluminium mempunyai ketahanan karat 4x lebih lama bila dibandingkan dengan pelapis seng untuk ketebalan yang sama.
·         Tidak semua rangka baja atap ringan dipasaran telah mempunyai sistem atau spesifikasi dan uji lab.
·         Properti atau sifat mekanika teknis Rangka Atap baja ringan
Rangka baja ringan sangat tipis kurang dari 1mm bila dibandingkan dengan baja biasa, tujuannya untuk memudahkan dalam perakitan dan konstruksi, tetapi properti kekuatan tariknya cukup tinggi 550 Mpa.
Struktur Rangka atap baja ringan terdiri dari kuda-kuda, reng, sekrup dan jurai dalam untuk mencegah tampias. Dimana kuda kuda merupakan struktur utama dalam konstruksi atap baja ringan. Untuk mendapatkan kuda-kuda yang kokoh, cermati lebar bentangan dan besar beban yang akan diterima,demikian pula dengan derajat kemiringan atap. Dimana besar beban terdiri dari beban rangka sendiri, beban genting yang digunakan, dan beban angin. Ketebalan material baja ringan untuk kuda-kuda dan web berkisar 0,7-1 mm. Sementara untuk reng sekitar 0,4-0,7 mm.
2.7.       KELEBIHAN DAN KEKURANGAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN
Kelebihan Rangka Atap Baja Ringan :
1.      Tidak perlu di cat lagi.
2.      Bahan bangunan yang ringan sehingga tidak memberatkan struktur.
3.      Tidak terkena serangan rayap, hal ini berbeda dengan kayu yang punya resiko keropos dimakan rayap.
4.      Mutu materialnya tidak berubah-ubah, tidak melapuk karena usia lanjut.
5.      Proses pemasanganya cepat.
6.      Tahan terhadap karat.
7.      Lebih hemat biaya
Kekurangan Rangka Atap Baja Ringan 
1.        Pemilihan material memerlukan perhitungan struktur yang teliti dan kuat, karena jika ada yang salah maka atap bisa roboh total.
2.        Tergolong sebagai material rangka atap yang cukup mahal dibanding jenis lainya, namun keberadaan kayu yang semakin langka telah membuat baja ringan menjadi lebih murah untuk digunakan.
3.        Tidak bisa asal membuat rangka atap, perlu gambar kerja yang benar sehingga atap bisa dibangun dan berfungsi dengan baik.
4.        Dari segi tampilan arsitektur terlihat kurang bagus jika tidak didesain sedemikian rupa, oleh karena itu diperlukan plafond penutup agar langit-langit terlihat bagus.
5.        Tidak terjual bebas di toko bahan bangunan, jadi harus memesan langsung pada supplier rangka atap baja ringan yang biasanya menawarkan harga perencanaan
6.        Membutuhkan tukang tertentu yang ahli.

BAB III
PENUTUP
1.1.       KESIMPULAN
Atap merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam pembuatan bangunan. Selain berfungsi sebagai penutup ruangan, atap juga dapat memperindahrumah penghuninya. Pemilihan bentuk dan pemasangan atap yang kurang baik berisikoterjadinya kebocoran sehingga penghuni bangunan tersebut akan merasa tidak nyaman.Memang hal ini dapat diperbaiki, tetapi diperlukan biaya dan energi cukup banyak. Biaya tersebut bukan hanya untuk perbaikan atau tetapi juga biaya keamanan benda-benda atau barang-barang yang ada di bawahnya atau di dalam rumah.
Struktur atap pada umumnya juga dibuat dengan mengikuti atau menyesuaikan dengan denah atau bentuk keseluruhan bangunan (desain atap rumah). Jika rumah terdiri atas dua lantai, struktur atap dibuat mengikuti denah atau layout rumah pada lantai dua.
1.2.       SARAN
          Sebelum membangun sebuah gedung khususnya atap harus direncanakan sedetailmungkin, agar atap yang digunakan dalam sebuah gedung tersebut berkualitas baik.Pemilihan atap hendaknya memperhatikan iklim setempat, tampak atap yang dikehendaki, biaya yang tersedia dan bahan-bahannya dengan mudah di dapat dimana bangunan itu didirikan.


DAFTAR PUSTAKA
http://tsikh.blogspot.co.id/2017/03/makalah-atap.html
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:09JrVfUw8SIJ:ahluldesigners.blogspot.com/2012/05/struktur-atap.html&num=1&hl=ms&gl=id&strip=1&vwsrc=0
http://www.jualgentengjepara.com/3-komponen-penyusun-atap-rumah/
http://histeel.co.id/blog/perancangan-atap-yang-baik-menurut-iklim
http://builddailys.com/id/pages/1637533
http://ilmugambarbangunan.blogspot.co.id/2013/02/konstruksi-atap.html
http://digilib.polban.ac.id/files/disk1/69/jbptppolban-gdl-yulliantyn-3415-1-konstruk-g.pdf
http://www.jasasipil.com/2014/11/Kelebihan-dan-Kekurangan-Rangka-Atap-Baja-Ringan.html

Untuk lebih jelasnya silahkan disimak video  STUKTUR ATAP dibawah ini :




Jika teman - teman lebih mengerti dengan melihat video tersebut, bisa melihat versi presentasi di slideshare dibawah ini :